Kamis, 12 Juni 2014

Andragogi dan Pedagogi



Andragogi
Pengertian :
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: “aner”, dengan akar kata andr, yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina. Istilah lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah “pedagogi”, yang ditarik dari kata “paid” artinya anak dan “agogus” artinya membimbing atau memimpin. Dengan demikian secara harfiah “pedagogi” berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training/Teaching).

Pedagogi
Pengertian :

Pedagogi ialah kajian mengenai pengajaran, khususnya pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains dan seni mengenai cara mengajar di sekolah. Secara umumnya pedagogi merupakan mata pelajaran yang wajib bagi mereka yang ingin menjadi guru di sekolah. Sebagai satu bidang kajian yang luas, pedagogi melibatkkan kajian mengenai proses pengajaran dan pembelajaran, pengurusan bilik darjah, organisasi sekolah dan juga interaksi guru-pelajar.
Dari segi etimologinya, perkataan Pedagogi datangnya daripada bahasa Yunani paidagogos, hamba yang menghantar dan mengambil budak-budak pergi balik dari sekolah. (lihat Paideia.) Perkataan “paida” merujuk kepada kanak-kanak, yang menjadikan sebab kenapa sebahagian orang cenderung membezakan antara pedagogi (mengajar kanak-kanak) dan andragogi (mengajar orang dewasa). Perkataan Yunani untuk pedagogi, pendidikan, adalah digunakan dengan lebih meluas, dan seringkali kedua-duanya boleh ditukar guna.

Perbedaan Andragogi dan Pedagogi
No
Asumsi
Pedagogik
Andragogi
1
Kosep tentang diri peserta didik
Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat tergantung. Masyarakat mengharapkan para guru bertanggung jawab sepenuhnya untuk menentukan apa yang harus dipelajari, kapan, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa hasil yang diharapkan setelah selesai
Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
2
Fungsi Pengalaman peserta didik
Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya, teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar.
Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah, latihan simulasi, dan praktek lapangan.
3
Kesiapan belajar
Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama bagi semua orang.
Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui. Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
4
Orientasi belajar
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.
Kelemahannya Pedagogi adalah manusia (dalam hal ini adalah siswa) yang memiliki keunikan, yang memiliki talenta, memiliki minat, memiliki kelebihan, menjadi tidak berkembang, menjadi tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri, tidak mampu menyampaikan kebenarannya sendiri, sebab yang memiliki kebenaran adalah masa lalu, adalah sesuatu yang sudah mapan dan sudah ada sampai sekarang.
Pedagogi memiliki kelebihan, yakni di dalam menjaga rantai keilmuan yang sudah diawali oleh orang-orang terdahulu, maka rantai emas dan benang merah keilmuan bisa dilanjutkan oleh generasi mendatang.

Anak Berkebutuhan Khusus



Istilah yang berkaitan dengan Anak Berkebutuhan Khusus
Disablity
Berkurang/hilangnya fungsi organ
Handicap
Dampak dari kerusakan yang dialami ketika berinteraksi dengan lingkungannya
At Risk
Meskipun tidak teridentifikasi memiliki kerusakan, namun berpeluang mengalami hambatan atau masalah tertentu.

Tujuan Pendidikan Anak Berkebutuhan Kebutuhan Khusus
1.       Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai pribadi
2.       Mengembangkan kehidupan anak didik sebagai anggota masyarakat
3.       Mempersiapkan siswa untuk dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja
4.       Mempersiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan lanjutan

Model Penyelenggaraan Pendidikan Khusus
1.       Segregasi (Khusus)
2.       Integrasi (Integrasi)
3.       Inklusi (Dalam kelas reguler)

Diagnosis/Pelabelan Keluarbiasaan
Dampak Positif
Memungkinan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat dari lingkungan.
Dampak Negatif
Dapat membuat lingkungan memandan anak secara negatif dan anak dapat memandang dirinya sendiri secara negatif
Maka dari itu perlu memperhatikan sikap profesional dari orang yang melaukan identifikasi. Ada kriteria yang jelas dan tidak hanya fokus pada klasifikasi tetapi juga pada masalah dan penanganan yang tepat.

Jenis SLB:
1. SLB A : untuk anak tunanetra
2. SLB B : untuk anak tunarungu
3. SLB C : untuk anak tunagrahita
4. SLB D : untuk anak tunadaksa
5. SLB E : untuk anak tunalaras
6. SLB G : untuk anak cacat ganda

Anak Tunanetra adalah anak yang mengalami hambatan dalam penglihatan.
Anak Tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan dalam pendengaran.
Anak Tunagrahita adalah anak yang memiliki intelegensi di bawah rata-rata.
Anak Tunadaksa adalah anak yang memiliki gangguan dalam pergerakan.
Anak Tunalaras adalah anak yang kesulitan dalam mengontrol emosi dan kontrol sosial.
Anak Cacat Ganda adalah anak yang memiliki kesulitan atau hambatan lebih dari satu.

Minggu, 20 April 2014

Observasi sekolah




Kamis, 27 Maret 2014 , 09.54 wib
Pada hari kamis, kami berencana untuk mengecheck lokasi sekolah dan meminta izin pada sekolah tersebut. Awalnya kami optimis dengan sekolah tersebut karena sekolah ini salah satu sekolah yang sudah mempunyai nama. Kami berencana untuk mengobservasi sekolah tingkat dasar. Sesudah sampainya disana, kami dengan tidak mudah menerima izin dari pihak sekolah tersebut, dan akhirnya kami memilih untuk mencari sekolah lain. Dan setelah 2 sekolah ditolak akhirnya kami diterima untuk observasi di satu sekolah negri. Gurunya sangat welcome dengan kedatangan kami. Kami pun membuat janji pada pihak sekolah untuk kembali di esok harinya untuk mengobservasi cara pembelajaran disekolah tersebut. Dan inilah hasil observasi kami  :
Biodata sekolah
Nama Sekolah                           : SD. No. 060922
Alamat                                          : Jl. Kemuning, Tj. Rejo
Didirikan Tahun                         : 1973
Jumlah ruangan belajar disekolah ada 12 ruangan, sekolah ini memiliki toilet dengan keadaan air pet, dan memiliki kantor guru yang bergabung dengan perpustakaan kecil. Kami mengobservasi pembelajaran anak kelas 2 SD. Dikelas tersebut ada 21 siswa, yang terdiri dari 9 murid laki-laki, dan 12 murid perempuan. Kondisi perlengkapan di dalam kelas 2 SD yaitu adanya papan tulis (Kapur), Jam, foto Presiden & wakilnya, lemari kayu, peta Indonesia, poster nama-nama (buah,sayuran,alphabet,pancasila,undang-undang,dan hasil gambar siswa), kondisi lantai baik (sudah berkeramik), dan dinding kelas yang kotor karena coret-coretan, terdapat 16 meja dan 33 kursi.
Observasi pengajaran selama kelas berlangsung
Hasil Observasi guru dan siswa   :
Guru hanya fokus pada siswa yang duduk didepan, dan siswa yang didepan sangat aktif, tapi karena gurunya tidak menguasai sekeliling ruangan kelas, siswa yang duduk dibelakang sangat pasif, sehingga siswa tersebut kurang dapat perhatian dari gurunya. Lebih sering memberikan pertanyaan terhadap keseluruhan siswa. Guru  lebih sering menggunakan tipe pembelajaran berbentuk cerita seperti narasi yang berkaitan sehari-hari, sehingga komunikatif dalam membangun hubungan antara guru dan murid. Murid besikap positif terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Misalnya, menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan aktif. Murid semangat menjawab pertanyaan saat diberi tahu akan diberikan reward atau hadiah.
Kritik dan saran dalam observasi yang kami amati :
Posisi duduk setiap murid diubah setiap minggu, sehingga murid dapat aktif.Kebersihan kelas dijaga, agar proses belajar-mengajar berjalan dengan nyaman.Selain memberikan tugas, guru seharusnya memberikan pelajaran berbentuk permainan agar siswa tidak jenuh dan pelajaran pun lebih bervariatif.Siswa yang duduk di belakang harus lebih sering dipantau dengan memberikan perhatian yang sama dibanding dengan siswa yang duduk didepan.
Analisis singkat dengan teori belajar
Description: images.jpgTeori Piaget 
                Proses kognitif : Anak usia 6 tahun sudah mulai mengetahui bahwa 5 mainan kecil, dapat disimpan didalam kotak yang kecil berukuran sama. Berarti ia sudah memanfaatkan skema angka/jumlah. Skema adalah konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka yaitu asimilasi dan akomodasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka. Asmiliasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam skema. Akomodasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. Contohnya, Adi yang berumur 7 tahun yang diberikan sebuah krayon dan sebuah buku gambar untuk mewarnai gambar apel. Adi belum pernah menggunakan krayon untuk mewarnai, tetapi dengan mengamati cara gurunya menggunakan krayon tersebut, maka Adi dapat mengerti bahwa krayon gunanya untuk memberi warna pada gambar apel tersebut, dan cara penggunaannya dengan mencoret gambar apel tersebut. Setelah mengetahui hal ini Adi akan memasukkan pengetahuan ini ke dalam skema yang sudah dimilikinya (asimilasi). Tetapi Adi menggunakan krayon dan mewarnai gambar tersebut sangatlah tidak rapi, coretannya membuat gambar apel tidak seperti gambar apel, maka dari itu Adi harus sangat hati-hati dengan menggunakan krayon dalam mewarnai apel tersebut. Penyesuaian ini mencerminkan kemapuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia (akomodasi).
Menerapkan Teori Piaget untuk Pendidikan Anak
Gunakan pendekatan konstruktivis. Piaget menekankan bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan Piaget adalah bahwa untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan, dan memikirkannya, bukan diajari menyalin apa-apa saja yang dikatakan oleh guru.
Fasilitasi mereka untuk belajar. Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak. Situasi seperti ini akan meningkatkan pemikiran dan penemuan murid. Jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan.
Perkembangan Kognitif
Pendekatan Piaget : Anak Operasional Konkret
Operasional konkret adalah tahapan ketiga dari perkembangan kognitif Piaget (rata-rata dari usia 7 hingga 12 tahun), dimana anak-anak berkembang dalam hal logika, tapi bukan tentang pemikiran yang abstrak. Menurut Piaget, pada sekitar usia 7 tahun, anak-anak memasuki tahap operasional konkret, dimana mereka bisa menggunakan berbagai operasional mental, seperti penalaran, memecahkan masalah-masalah konkret (nyata), seperti dimana harus mencari pensil yang hilang. Anak-anak pada usia ini sudah dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangkan banyak aspek dari situasi. Namun, pemikiran mereka masih terbatas pada situasi-situasi nyata saat ini dan sekarang.
Hasil dari observasi anak-anak usia 7-8 tahun, mereka sudah pandai dalam mengelompokan hal-hal yang nyata, contohnya anak kelas 2 SD sudah dapat memilah objek menjadi kelompok-kelompok, seperti bentuk, warna, atau keduanya. Mereka mengetahui bahwa mangga memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan kelas dimana ia menjadi bagiannya seperti buah.
Adanya seriasi,penyimpulan transitif dan inklusi. Seriasi adalah kemampuan mengurutkan item sepanjang dimensi-dimensi. Penyimpulan transitif adalah pemahaman hubungan antara dua objek dengan mengetahui hubungan keduanya dengan objek ketiga. Inklusi kelas adalah pemahaman keseluruhan dan bagian-bagiannya.
Inilah hasil observasi kami dalam jenjang pendidikan sekolah dasar. Description: IMG_0068.JPG

Description: IMG_0072.JPG 

Minggu, 13 April 2014

Agama dan Pembentukan Kepribadian



Pengertian Agama
Istilah Agama dalam bahasa Sanskerta terdiri dari kata ”a” berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “Kacau Balau”. Jadi kalau kedua kata itu digabungkan maka agama berarti tidak kacau balau. Istilah yang ke dua adalah “Religare” dalam bahasa Latin yang berarti “Terikat” dan dalam bahasa Semit disebut dengan “Din” yang berarti “Hukum”. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Agama adalah Hukum-hukum yang mengikat masyarakat agar tidak kacau balau.
Kata “Religare” juga dapat berarti “mengembalikan ikatan”, “mengikatkan kembali”. Dari istilah ini dapat diartikan bahwa “agama” usaha manusia untuk mengembalikan, memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah. Hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah pertama sekali terjadi ketika manusia (Adam dan Hawa) jatuh dalam dosa.
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia

Seperti yang ditulis dalam  2 Timotius 3:16 bahwa Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Jadi agama memiliki 3 peran dalam kehidupan manusia, yaitu :

1. Agama berperan untuk mengubah pribadi manusia. Maksudnya, agama bukan mengubah kepribadian seseorang secara mutlak, melainkan mengubah perilaku manusia dari perilaku-perilaku yang tidak sejalan dengan ajaran agama menjadi sejalan dan baik menurut agama yang bersangkutan. Ajaran agama juga menjadi norma dan nilai yang digunakan setiap orang di dalam berperilaku.

2. Agama berperan memperbaiki keadaan masyarakat. Di dalam kehidupan manusia yang kompleks dan majemuk, sering kali terjadi konflik baik antar sesama manusia maupun dengan lingkungan. Maka, dengan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan konflik antar sesama jadi hilang dan manusia semakin mencintai alam dengan peduli akan kelestariannya.

3. Agama mempersatukan masyarakat. Meskipun di dalam realita kehidupan, sering kali terjadi konflik antar agama, namun sesungguhnya itu bukanlah sesuatu yang diinginkan setiap umat beragama. Melainkan adanya oknum-oknum  yang memanfaatkan perbedaan itu ke arah konflik. Di sinilah agama berperan untuk mempersatukan masyarakat tanpa memandang bulu melalui ajaran-ajarannya yang mengajak manusia itu untuk bersikap terbuka dan toleransi.

Definisi Agama Kristen
Kata “Kristen”  berasal dari kata “Kristus” dalam bahasa Yunani “Christos” yang berarti “Yang Diurapi” atau “Yang Dilantik” sebagai Penyelamat, karena pada masa Perjanjian Lama, Raja-raja dinobatkan melalui pengurapan minyak. Jadi orang Kristen adalah orang percaya yang mengikuti Yesus Kristus yang telah dilantik sebagai Juru selamat.
Agama Kristen adalah agama penyataan yang pengajaran keselamatannya didasarkan kepada pekerjaan penyelamatan Yesus Kristus. Keselamatan itu diterima oleh orang yang percaya akan pekerjaan penyelamatan tersebut dan diperlihatkan lewat perbuatan orang yang setia kepada firman-Nya bahkan bersedia menderita bagi kemuliaan nama-Nya.
Dalam Kisah Para Rasul 11:26, kata “orang Kristen” dipergunakan bagi sejumlah besar orang Antiokhia yang percaya akan Yesus Kristus dan setia kepada ajaran-Nya. Makna “orang Kristen” di sini harus dikaitkan dengan istilah “Murid” dan istilah ini merujuk kepada kehidupan mereka yang berbeda dengan masyarakat sekitar karena mereka adalah murid-murid yang setia. Sedangkan dalam Kis. 26:28 kata tersebut digunakan untuk orang yang percaya bahwa Kristus adalah Mesias yang menjadi penyelamat, karena telah mati untuk dosa manusia dan mengalahkan kematian itu lewat kebangkitan-Nya dari antara orang mati.
Perbedaan Agama Kristen dengan Agama Lain
Agama Kristen memiliki kekhasan bila dibandingkan dengan agama-agama yang lain. Agama Kristen adalah agama yang didasarkan kepada apa yang dinyatakan Allah lewat kesaksian dalam Alkitab.
1.      Dalam agama Kristen, Tuhan menyatakan diri-Nya lewat Yesus Kristus sebagai Juru selamat yang rela menjadi pengganti bagi kita, sehingga kalau kita percaya kepada Yesus, kita tidak akan dihukum, tetapi sebaliknya diselamatkan / diampuni. Sedangkan dalam agama lain tidak ada penyelamat atau penebus dosa karena mereka berprinsip manusia sendirilah yang harus membayar hutang dosanya sendiri dan Allah, adalah maha pengasih dan penyayang, mengampuni manusia berdosa begitu saja tanpa ada penebusan ataupun penghukuman. Dari sudut pandang Kristen, ini menunjukkan Allah itu kehilangan keadilan-Nya.
2.      Prinsip dalam ke Kristenan adalah Allah mencari manusia. Namun, prinsip dari agama lain adalah manusia mencari Allah (dengan jalan membuang dosa, berbuat baik, berbakti, dan sebagainya).
Dalam Lukas 19:10 Yesus berkata:
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
Istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk kepada Yesus, yang juga adalah Allah sendiri. Jadi ayat ini lagi-lagi menunjukkan bahwa pada waktu manusia itu terhilang dalam dosa, Allah mencari manusia untuk menyelamatkannya.
Dalam Roma 3:11 dikatakan bahwa:
“Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah”.
Sebetulnya manusia bisa mencari Allah, tetapi itu baru bisa terjadi kalau Allah sudah terlebih dahulu mencari dia dan bekerja di dalam dirinya, sehingga ia lalu mencari Allah. Kalau Allah tidak mencari manusia lebih dulu dan bekerja di dalam diri manusia itu, maka manusia itu tidak akan mencari Allah.
3.      Dalam agama Kristen, kita dapat diselamatkan hanya karena iman / percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat, dan sama sekali bukan karena perbuatan baik kita. Sedangkan dalam agama lain, perbuatan baik mempunyai andil untuk menyelamatkan manusia. Sedangkan dalam agama kristen, sekalipun perbuatan baik itu juga harus dilakukan, tetapi sama sekali tidak punya andil dalam menyelamatkan kita.
Terlihat dari ayat Efesus 2:8-9:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
Peranan Agama dalam Pembentukan dan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Kristen
Mahasiswa Kristen sebagai calon-calon pemimpin masa depan diharapkan memiliki kesadaran yang sehat akan kehidupan dan arah kehidupannya serta memiliki integritas yang tinggi yang didasarkan pada keyakinan dan penghayatan yang kuat terhadap ajaran agama Kristen. Melalui hal tersebut, maka akan tercipta mahasiswa Kristen yang takut akan Tuhan, dan bukan hanya untuk menambah pengetahuan agama, namun sebagi pengembangan kehidupan rohani di dalam bahkan di luar kampus.  
Refleksi singkat dalam kehidupan sehari-hari misalnya kita tidak hanya mengasihi orang-orang yang seagama dengan kita, satu suku, atau hanya dalam keluarga saja, tetapi kita harus mengasihi sesama kita, baik itu dari agama lain, suku lain, ataupun yang tidak memiliki hubungan darah sekalipun. Menjalin komunikasi yang baik dengan sesama kita terlebih lagi dengan Tuhan.